Senin, 17 Desember 2018

Untukmu Yang Masih Meragukanku

Aku tau, aku sama sekali tidak pandai bersikap manis. Kadang aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku.

Kau mungkin berfikir aku tidak memikirkanmu. Hal yang tak kau tau dari lelaki sepertiku adalah aku mencintai pekerjaanku karena aku mencintaimu.
Bagiku, bekerja adalah cara memperjuangkanmu.

Namun bila cara ini tidak mampu membuatmu memberi pengertian, apa lagi yang bisa kulakukan untuk menjabarkan perasaan?

Maaf, aku tidak selalu bersikap manis. Namun kau harus tau, aku tidak benar-benar pergi. Meski dalam rasa marahku, kubilang padamu aku akan pergi. Tapi, kau tau sendiri aku tidak pernah melakukannya.

Karena bagiku, kaulah tempat kembali.

Senin, 13 Agustus 2018

Wkwk

Kapan ya tulisan ini di terbitin jadi buku
Eh tapi nanti dulu lah tunggu banyak dulu
Inimah baru berapa biji
Paling juga kalo dijadiin baru 10 lembar wkwk
Yang tebel gitu looo berr kek nopel-nopel gitu haha

Kek nya semakin banyak keresahan semakin banyak ide
Semakin banyak kebahagiaan semakin banyak imajinasi

Makanya yaaaa.... Buat orang-orang yang benci sama w
Zholim sama w:(
Ya bodo amat
Kezholiman kalian memotivasi untuk dijadikan tulisan

Dan untuk yang selalu membuat bahagia
Jangan pernah pergi ya
Temani w disini aja

Tibanya nanti ada yang sirr gitu sama tulisan keresahan hati ini
Terus minta kontak

"Mbak, rumahnya dimana? Boleh tulisannya saya terbitin jadi buku?"

Wahwahhh... Terus w jadi penulis terkenal. Aamiin

Terus nanti ada beberapa kisah yang diangkat jadi film
W jadi pemeran utama nya
Ditayangkan diseluruh bioskop indonesia
Kalo bisa go internasional dah
Ntar kalo orang barat gak ngerti, bawahnya dikasih subtittle
Behh... Melejit banget

Nanti dibioskop tertera "Diangkat dari kisah nyata seorang wanita sederhana"
Muatilaaa... Hahaha

Ya gapapa sii ngehayal gini, sapatau tulisan yang ini dibaca malaikat terus di aamiin-in terus diijabah sama Allah
Mana tau kan?

Berr kan si Jomblo ini berimajinasi

Minggu, 12 Agustus 2018

Sama

Kita sama
Pernah menyelami bagian rindu, jarak, dan mencintai sepihak
Rasanya tak enak
Bagai menelan dahak

Telah ku lalui semua itu dengan berpayah hati
Meringkih atas kepergiannya dan kebersamaannya denganmu
Tak apa, aku kuat

Menikam hati sendiri dengan jiwa yang tak ingin menetap
Apalah kuasa diri?
Ingin bangkit pun banyak duri menghalangi
Kini harus berhati-hati meletakkan hati

Tapi ketika hati hanya inginkan dia, usaha apa yang dapat dibuat?
Sedang tersenyum saja pun kaku
Bukankah berpura-pura bahagia itu melelahkan?

Kau, wanita kuat
Aku yakin kuat
Jangan terus membayangkan dia
Jangan mengharap dia kembali lagi
Kumohon. Kita sama-sama wanita
Mengertilah
Dulu pun aku terluka ketika kau dan dia bersama
Kini, takdir menginginkan aku dan dia bukan kau
Aku ingin bahagia tanpa harus menertawakan sepi mu

Semoga dapat berteman baik:)

Sabtu, 11 Agustus 2018

Berjarak

Jarak
Jarak
Jarak

Aku menyebutnya sampai tak bermakna lagi
Segimana jauhnya kita dulu
Menatap langit yang sama ditempat yang berbeda
Kini telah sampai di titik puncak

Pagi yang hangat ini, terbalut rona mentari
Ku merasakan ia disini, membersamai hari
Meski jauh, tapi ia disini melekat dihati
Aku menyukai jatuh hati yang seperti ini
Bertahap namun pasti

Ada yang sedari tadi tak bisa berhenti menyemburatkan rona merah dipipi
Matanya menatapku dalam sekali
Walau hanya dari layar ponsel

"Kapan jarak ini kita kikis habis?" Tanyaku

"Sabar, tunggulah aku simpan dulu rindumu" dia tersenyum

"Pulanglah, ada rindu yang harus dilepas agar hati tak sesak"

"Iya, bersabarlah. Tunggu aku dibulan Juni"

Aku menyukai kebahagian-kebahagiaan seperti ini
Seperti kembang gula tersiram madu
Sungguh, ini manis sekali

Kutunggu kau diujung Sumatera

Rabu, 18 Juli 2018

Kutunggu Abang Di Sabang

Mereka sedang asyik menonton tv diruang tamu.
Lalu,

"Bang",  panggil Husna
"Iya dek?",  Dadang menyahut

"Abang disana nanti pendidikan kurang lebih 4 tahun, aku takut Abang pulang nanti lupa sama aku. Rasa Abang pudar sama aku. Abang yakin mau serius?",  Husna menatap mata Dadang

"Sayang, yang seharusnya takut itu Abang. Disana Abang fokus pendidikan, yang gak jauh-jauh tiap harinya ketemu sama komandan. Tapi kamu? Kamu pasti punya frekuensi lebih banyak untuk ketemu orang baru. Malah yang Abang takutin kamu yang berpaling ke orang lain. Iya kan? Abang serius dek, ini demi masa depan kita juga. Apa kamu bisa nunggu Abang?",    Dadang bicara dengan panjang lebar membuat mata Husna berkaca-kaca.